Doa
adalah suatu kata yang sederhana namun dibalik kesederhanaanya memiliki suatu
power yang luar biasa. Percaya ? Jawabanya harus percaya. Berikut ulasan
kekuatan dari sebuah do’a berdasarkan pengalaman nyata penulis.
Sebelum
kita membahas Kekuatan dari sebuah do’a, saya akan sedikit berbicara tentang
takdir, karena kenaapa ? Karena dalam hidup ini, detik berganti menit, menit
berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan dan bulan berganti tahun, semua
berjalan harmonis sesuai dengan kehendak (Takdir) dan tunduk pada aturan-Nya
(Allah SWT). Jadi Waktu bergulir dijalan takdir sementara untuk Menjalani
proses bergulirnya kehidupan itu, manusia di anugerahi dengan senjata yaitu Do’a.
Jadi takdir dan do’a itu adalah suatu unsur yang berdampingan. Selama jagat
raya masih dalam kondisi seimbang/stabil dan harmonis, selama bumi masih
berputar mengelilingi matahari, selama hayat masih di kandung badan, selama itu
pula takdir akan terus berlaku. Semenjak lahir manusia dilepas pertama kali
untuk bisa hidup lalu kemudian bersosialisasi. Namun satu hal bekal yang
diberikan oleh Allah kepada manusia yang dia kehendaki lahir tersebut yaitu
do’a. Itulah salah satu dari sekian bukti kasih sayang Allah terhadap hambanya.
Dan inilah pula yang benar-benar patut kita sadari.
Namun
nyatanya dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu lupa akan bekal tersebut.
Manusia disibukkan dengan hal-hal yang berbau glamor. Perhiasan dunia dengan
segala manipulasinya telah membutakan hati manusia akan hubungan batiniahnya
kepada penciptanya.
Do’a adalah senjata utama pengubah takdir. Dalam
alqur’an telah dijelakan bahwa secara umum ada dua jenis takdir yaitu takdir Qadha dan Qadar. Qadar adalah
takdir yang masih bisa dirubah dengan jalan ikhtiar (Kerja keras) contohnya
miskin, kaya, sedih, bahagia, dll. Qadha adalah takdir yang sudah tidak bisa di
ubah. Qadha merupakan kehendak (takdir) yang sudah tercatat permanen dari zaman
sebelum ada kehidupan di dunia dan disimpan rapi didalam kitab Lauhil Mahfudz.
Hubungan
antara kedua jenis takdir ini (qadha & qadar) adalah yaitu diibaratkan
Qadha itu adalah rencana sedangkan qadar itu adalah perbuatan. Nah ! Jika kita
menginginkan takdir yang baik, maka banyak-banyaklah berdo’a. Allah SWT sudah
barang tentu menginginkan kebaikan untuk hambanya, Percaya itu !.
Tulisan
ini bukan untuk menggurui, namun untuk direnungi. Jujur saja, penulis sangat
jauh dikatakan sebagai hamba yang taat. Berjilbab tidak, sedekah jarang,
mengaji jarang, bergaul dengan orang shalihpun tidak. Tapi satu hal, meski kita
adalah hamba yang jauh dari kata taat, kita mesti selalu ingat Allah dan
meyakini pertolonganya. Dan lebih penting jangan tinggalkan shalat. Kembali kepada point diatas bahwa Allah itu selalu
menginginkan kebaikan untuk hambanya.
Untuk lebih menambah keyakinan bahwa do’a itu memiliki power yang luar biasa, berikut ini salah satu dari sekian banyak hal nyata yang dialami oleh penulis sehubungan dengan keajaiban do’a.
Dulu
sewaktu SMU, saya sama sekali tidak pernah mengira bahwa saya akan melanjutkan
kuliah di sebuah Universitas. Bapak waktu itu berkeinginan setelah tamat SMU,
saya harus menikah. Selain faktor jarak, faktor ekonomi juga sangat tidak
mendukung. Akan tetapi berkat do’a yang terus aku panjatkan lewat solat, singkat
cerita kini saya adalah mahasiswi fakultas Teknik di Universitas ternama di
Indonesia. Ada saja jalan Allah untuk mewujudkan do’a seorang hamba.
Selain
itu, pernah suatu ketika saya berangkat dari kampung menuju tempat kuliah.
Kebetulan perjalananya melewati lautan dengan waktu 27 jam (2 hari 1 malam).
Sebelum berangkat, saya selalu shalat dua rakaat, shalat hajat meminta
keselamatan di perjalanan. Disaat saya membeli tiket kapal, anehnya kapal yang
saya tumpangi bukan kapal yang tertera di tiket yang saya beli. Entah hal apa
hingga saya bisa salah naik kapal. Anehnya lagi, nomor tempat tidur yang saya
tempati sama persis dengan tulisan di tiket namun lagi-lagi saya belum sadar
kalau kapal itu bukanlah kapal yang seperti di tiket. Didalam kapal berjalan
seperti biasa, seperti saya tidak salah naik kapal. Tiba pemeriksaan tiket,
saya di kagetkan oleh petugas pemeriksa tiket bahwa tiket yang saya miliki itu
bukanlah tiket kapal yang saya sekarang tumpangi. Dengan kesal saya membentak balik
kepada petugas bahwa tiket saya itu benar. Namun setelah saya perhatikan
seksama, ternyata para petugas itu benar bahwa tiket yang saya beli itu
bukanlah tiket kapal yang saya tumpangi sekarang. Alhasil saya membayar lagi
dan mengambil tiket ulang di tempat penjualan tiket di dalam kapal tersebut.
Namun beberapa hari kemudian, saya mendengar kabar bahwa kapal yang ada ditiket
saya dahulu saat berangkat dengan nomor, nama, tujuan dan jadwal yang sama,
telah mengalami kecelakaan. Meski tidak ada korban jiwa, hanya kebanyakan
cedera dan shock, namun saya tetap merinding mendengarnya. Dari itu saya
berpikir bahwa bisa jadi saat saya salah naik kapal itu merupakan bagian dari
pertolongan Allah, dan bisa jadi juga tidak adanya korban jiwa didalam kapal
itu karena sebagian besar penumpangnya juga melakukan do’a yang sama seperti
yang saya lakukan sebelum berangkat. Walahu alam ……….
Dan
Masih banyak lagi kejadian-kejadian aneh bin ajaib yang penulis jumpai. Namun saya tidak bisa cerita lebih banyak. Saya hanya renungi semua itu dan mengambil hikmah hingga menambah keyakinanku akan keberadaan-Nya (Allah) yang begitu nyata. Mudah-mudahan tulisan ini bisa sedikit menambah keyakinan kalian akan dia (Allah) yang begitu sayang kepada makhluk ciptaanya.
Sekian
dulu dari saya (Devana)… adapun kekurangan dari penulisan diatas adalah kembali
kepada diri saya sebagai insan yang penuh dengan segala kekurangan. Harap
dimaklumi dan bisa dikasih saran demi perbaikan tatacara penulisanku mendatang…
Jumpa
Lg di next post.. bye J
No comments:
Post a Comment