Dari pada menuh-menuhi Recycle Bin di laptopku,, mending ku amalkan untuk kalian yang membutuhkan bahan referensi untuk RCM. Contoh aplikasi RCM kali ini adalah khususnya aplikasi RCM pada sub-assembly sepeda motor Honda Supra X 125
Contoh
Penerapan RCM
Penerapan Metode RCM Pada Sub-Assembly Rem
A. Dasar-Dasar
Penenerapan RCM pada Sub-assembly rem
Reliability Centered Maintenance dapat
diterapkan tidak hanya untuk pesawat terbang dan peralatan-peralatan yang
dipakai oleh industri tetapi dapat juga diterapkan pada sepeda motor. Sepeda
motor merupakan sebuah alat yang memerlukan perawatan rutin agar dapat
dipergunakan secara berkelanjutan. Pada sub-assembly rem sebuah sepeda motor
merupakan sistem yang vital sehingga dalam melakukan perawatan bagian ini tidak
boleh diabaikan. Penerapan metode Realiability Centered Maintenance (RCM)
pada sepeda motor terutama untuk sub-assembly rem harus berdasarkan pada
dasar-dasar dari RCM itu sendiri. Beberapa pertanyaan yang menjadi dasar RCM
akan mempermudah dalam menyusun schedule perawatan sub-assembly sepeda
motor.
Object sub-assembly rem
di sini adalah sub-assembly sepeda motor Honda Supra X 125, dengan
alasan motor tersebut merupakan motor dengan kwantitas pemakaian yang sangat
banyak. Sub-assembly rem memiliki peran vital bagi sebuah sepeda motor. Sistem
ini merupakan pengurang sampai penghenti laju kendaraan sehingga sub-assembly
harus mendapat perhatian dari pemakai. Sub-assembly rem terdiri dari beberapa
komponen, setiap komponen memiliki peran masing-masing sesuai fungsinya.
Perawatan dilakukan agar komponen-komponen tersebut dapat berfungsi optimal
untuk jangka waktu yang lebih lama.
Jika sub-assembly rem mengalami kegagalan fungsi, dapat
menimbulkan resiko kecelakaan yang besar, dikarenakan fungsi vital rem sebagai
pengurang laju kendaraan . Kegagalan fungsi sub-assembly rem dapat terjadi pada
komponen-komponen utama atau komponen kritis seperti sepatu rem aus, tromol
”ngantong” atau aus , Front Brake Master Seal aus sehingga akan merambat
ke komponen lain dan berbagai kegagalan yang terjadi pada assembly rem.
Hal ini dapat terjadi akibat umur
pakai yang sudah habis atau kesalahan pengguna. Komponen-komponen dalam sub-assembly
rem dirancang untuk melakukan pekerjaan yang cukup berat, sehingga umur
pakai akan semakin berkurang. Bila pemakai kendaraan kurang melakukan perawatan
berkala pada sepeda motor dan pemakaiannya tidak normal maka kemungkinan
kegagalan sistem akan terjadi. Pada akhirnya bila sub-assembly rem
mengalami kegagalan maka akan berujung pada pengeluaran biaya yang mahal untuk
komponen dan biaya jasa, belum lagi resiko kecelakaan lalu lintas yang
ditimbulkan sebagai akibat dari kegagalan sistem rem sepeda motor. Oleh karena
itu, penjadwalan yang baik untuk melakukan perawatan perlu dibuat agar fungsi
dari sub-assembly dapat berjalan lebih lama dan ujungnya adalah total
biaya yang dikeluarkan lebih murah, contoh penjadwalan yang sederhana melakukan
pengecekan tebal sepatu rem dan pembersihan teromol setiap dua bulan sekali.
B. Langkah-langkah
Penerapan RCM pada Sub-assembly Rem
1. Metode Failure Methode Effect Criticaly
Analisis (FMECA)
Metode ini menitik beratkan pada
komponen-komponen penting yang terdapat pada sub-assembly rem.
Komponen-komponen ini perlu mendapatkan perawatan agar umur pakainya lebih
lama.
Setelah itu menentukan kemungkinan
kegagalan yang terjadi pada sub-assembly rem, hal ini berguna dalam
menentukan komponen-komponen yang bersifat kritis pada sub-assembly rem.
Karena efek kegagalan pada komponen kritis cenderung lebih besar dan banyak
terutama yang berhubungan dengan keselamatan, fungsi sistem dan biaya
perawatan.
2. Metode Fault Tree Analysis
Mengembangkan kegiatan analisis FTA, seperti
: menentukan prioritas part yang perlu di maintain. Dengan membuat
diagram perambatan kegagalan komponen yang terjadi pada sub-assembly rem,
diagram tersebut merepresentasikan bentuk diagram pohon yang bercabang
3. Estimasi umur komponen kritis
Estimasi dilakukan untuk menunjukkan bahwa
komponen-komponen kritis pada sub-assembly rem memiliki umur pakai yang
terbatas. Dalam perhitungannya tidak semua komponen dapat dihitung karena untuk
beberapa hal membutuhkan teori dan analisis yang kompleks yang menguras energi.
4. Menentukan jenis perawatan sesuai metode
RCM
Jenis perawatan pada sub-assembly rem
dan keputusan yang perlu diambil dalam melakukan perawatan sehingga akan
dihasilkan fungsi sistem yang berjalan lebih lama.
5. Penyusunan Schedule perawatan
beserta resiko yang terjadi
Penyusunan schedule perawatan
didasarkan pada kegagalan yang terjadi pada sub-assembly. Sebuah sistem
penjadwalan yang baik akan membuat usia komponen sub-assembly menjadi
lebih lama sehingga akan mengurangi resiko kerusakan yang lebih parah bahkan
kecelakaan. Dalam penyusunan schedule perawatan sepeda motor,
dikorelasikan dengan jadwal perawatan standar yang dikeluarkan oleh produsen
sepeda motor. Dengan adanya estimasi umur komponen sub-assembly mempermudah
dalam menentukan sebuah perawatan komponen, kapan saatnya dirawat, kapan
saatnya diganti/umur pakainya mendekati habis.
Manajemen resiko menunjukkan akibat
yang terjadi apabila sebuah sepeda motor tidak dirawat dengan baik dan tepat
waktu. Resiko dapat berupa kerusakan sub-assembly yang parah akibat
perambatan kerusakan dan kecelakaan. Tetapi resiko-resiko tersebut akan
berujung pada pengeluaran biaya yang tidak sedikit.
No comments:
Post a Comment