Wednesday, March 18, 2015

Contoh Aplikasi RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE)

Materi ini lanjutan dari materi RCM sebelumnya, namun bedanya, kali ini adalah cntoh aplikasi RCM....
Dari pada menuh-menuhi Recycle Bin di laptopku,, mending ku amalkan untuk kalian yang membutuhkan bahan referensi untuk RCM. Contoh aplikasi RCM kali ini adalah khususnya aplikasi RCM pada sub-assembly sepeda motor Honda Supra X 125



Contoh Penerapan RCM

Penerapan Metode RCM Pada Sub-Assembly Rem

A.    Dasar-Dasar Penenerapan RCM pada Sub-assembly rem 

Reliability Centered Maintenance dapat diterapkan tidak hanya untuk pesawat terbang dan peralatan-peralatan yang dipakai oleh industri tetapi dapat juga diterapkan pada sepeda motor. Sepeda motor merupakan sebuah alat yang memerlukan perawatan rutin agar dapat dipergunakan secara berkelanjutan. Pada sub-assembly rem sebuah sepeda motor merupakan sistem yang vital sehingga dalam melakukan perawatan bagian ini tidak boleh diabaikan. Penerapan metode Realiability Centered Maintenance (RCM) pada sepeda motor terutama untuk sub-assembly rem harus berdasarkan pada dasar-dasar dari RCM itu sendiri. Beberapa pertanyaan yang menjadi dasar RCM akan mempermudah dalam menyusun schedule perawatan sub-assembly sepeda motor.

Object sub-assembly rem di sini adalah sub-assembly sepeda motor Honda Supra X 125, dengan alasan motor tersebut merupakan motor dengan kwantitas pemakaian yang sangat banyak. Sub-assembly rem memiliki peran vital bagi sebuah sepeda motor. Sistem ini merupakan pengurang sampai penghenti laju kendaraan sehingga sub-assembly harus mendapat perhatian dari pemakai. Sub-assembly rem terdiri dari beberapa komponen, setiap komponen memiliki peran masing-masing sesuai fungsinya. Perawatan dilakukan agar komponen-komponen tersebut dapat berfungsi optimal untuk jangka waktu yang lebih lama.

Jika sub-assembly rem mengalami kegagalan fungsi, dapat menimbulkan resiko kecelakaan yang besar, dikarenakan fungsi vital rem sebagai pengurang laju kendaraan . Kegagalan fungsi sub-assembly rem dapat terjadi pada komponen-komponen utama atau komponen kritis seperti sepatu rem aus, tromol ”ngantong” atau aus , Front Brake Master Seal aus sehingga akan merambat ke komponen lain dan berbagai kegagalan yang terjadi pada assembly rem.

Hal ini dapat terjadi akibat umur pakai yang sudah habis atau kesalahan pengguna. Komponen-komponen dalam sub-assembly rem dirancang untuk melakukan pekerjaan yang cukup berat, sehingga umur pakai akan semakin berkurang. Bila pemakai kendaraan kurang melakukan perawatan berkala pada sepeda motor dan pemakaiannya tidak normal maka kemungkinan kegagalan sistem akan terjadi. Pada akhirnya bila sub-assembly rem mengalami kegagalan maka akan berujung pada pengeluaran biaya yang mahal untuk komponen dan biaya jasa, belum lagi resiko kecelakaan lalu lintas yang ditimbulkan sebagai akibat dari kegagalan sistem rem sepeda motor. Oleh karena itu, penjadwalan yang baik untuk melakukan perawatan perlu dibuat agar fungsi dari sub-assembly dapat berjalan lebih lama dan ujungnya adalah total biaya yang dikeluarkan lebih murah, contoh penjadwalan yang sederhana melakukan pengecekan tebal sepatu rem dan pembersihan teromol setiap dua bulan sekali.


B. Langkah-langkah Penerapan RCM pada Sub-assembly Rem 

1. Metode Failure Methode Effect Criticaly Analisis (FMECA)
Metode ini menitik beratkan pada komponen-komponen penting yang terdapat pada sub-assembly rem. Komponen-komponen ini perlu mendapatkan perawatan agar umur pakainya lebih lama.
Setelah itu menentukan kemungkinan kegagalan yang terjadi pada sub-assembly rem, hal ini berguna dalam menentukan komponen-komponen yang bersifat kritis pada sub-assembly rem. Karena efek kegagalan pada komponen kritis cenderung lebih besar dan banyak terutama yang berhubungan dengan keselamatan, fungsi sistem dan biaya perawatan.

2. Metode Fault Tree Analysis
Mengembangkan kegiatan analisis FTA, seperti : menentukan prioritas part yang perlu di maintain. Dengan membuat diagram perambatan kegagalan komponen yang terjadi pada sub-assembly rem, diagram tersebut merepresentasikan bentuk diagram pohon yang bercabang
3. Estimasi umur komponen kritis
Estimasi dilakukan untuk menunjukkan bahwa komponen-komponen kritis pada sub-assembly rem memiliki umur pakai yang terbatas. Dalam perhitungannya tidak semua komponen dapat dihitung karena untuk beberapa hal membutuhkan teori dan analisis yang kompleks yang menguras energi.
4. Menentukan jenis perawatan sesuai metode RCM
Jenis perawatan pada sub-assembly rem dan keputusan yang perlu diambil dalam melakukan perawatan sehingga akan dihasilkan fungsi sistem yang berjalan lebih lama.
5. Penyusunan Schedule perawatan beserta resiko yang terjadi
Penyusunan schedule perawatan didasarkan pada kegagalan yang terjadi pada sub-assembly. Sebuah sistem penjadwalan yang baik akan membuat usia komponen sub-assembly menjadi lebih lama sehingga akan mengurangi resiko kerusakan yang lebih parah bahkan kecelakaan. Dalam penyusunan schedule perawatan sepeda motor, dikorelasikan dengan jadwal perawatan standar yang dikeluarkan oleh produsen sepeda motor. Dengan adanya estimasi umur komponen sub-assembly mempermudah dalam menentukan sebuah perawatan komponen, kapan saatnya dirawat, kapan saatnya diganti/umur pakainya mendekati habis.
Manajemen resiko menunjukkan akibat yang terjadi apabila sebuah sepeda motor tidak dirawat dengan baik dan tepat waktu. Resiko dapat berupa kerusakan sub-assembly yang parah akibat perambatan kerusakan dan kecelakaan. Tetapi resiko-resiko tersebut akan berujung pada pengeluaran biaya yang tidak sedikit.

No comments:

Post a Comment